arti cabe cabean dan terong terongan itu apa

Diposting pada
Apa itu terong-terongan?
Istilah terong-terongan tertuju pada ABG laki-laki yang tergolong super alay atau jamet yang sangat mengganggu sekali.Namun ada pula yang merujuk kalau terong-terongan merupakan sebutan untuk cowok remaja yang gayanya kebanci-bancian.
di kalangan laki-laki belia juga muncul istilah “terong-terongan”, yaitu remaja laki-laki yang mengencani cabe-cabean. Ada juga yang menyatakan bahwa terong-terongan adalah remaja laki-laki yang suka tawuran, suka nongkrong di mal dengan mengenakan topi ketekuk, bahkan memasang foto dirinya sendiri di jejaring sosial seperti Facebook sambil mengisap ganja. Sebagian orang mengistilahkan terong-terongan untuk menjelaskan fenomena ABG laki-laki yang dianggap “gaul abis” dengan penampilan “metroseksual”. Biasanya mereka nongkrong di mal atau restoran cepat saji sambil sibuk main gadget. Istilah terong-terongan juga dipakai untuk menjelaskan remaja cowok yang “alay” alias anak layangan, atau “jamet” alias jablay metal yang mengganggu. Ada juga yang mengatakan bahwa terong-terongan adalah banci-banci muda belia. Sebagian dari ABG laki-laki yang tampil habis-habisan dan bergaya keperempuan-perempuanan alias “ngondek”, mendapat julukan “terong dicabein”, karena dianggap identitasnya tidak jelas.

Apa sih ‘Cabe-cabean’ itu?

Menurut kamus slang, ‘cabe-cabean’ bisa diartikan seperti berikut, 1. Cabe-cabean berarti cewek murahan atau bisa disebut jablay, jablay cilik, 2. Serupa dengan TTM alias teman tapi mesra, 3. Cewek alay bahan exxxan, 4. ABG yang dandanannya sok mirip orang dewasa, 5. Cabe-cabean adalah singkatan dari kata ‘cewek alay bahan ewxxan’. Cabe-cabean bisa jga diartikan sebagai kimcil. Tapi Cabe-cabean lebih parah dari kimcil karena kimcil tidak semuanya alay. Sementara Cabe-cabean pasti alay.

Apa penyebab cewek cabe-cabean?

Sobat gaulislam, kalo ditanya penyebabnya tentu akan banyak pendapat sesuai pengamatan terhadap fakta. Seseorang yang ditanya, jawabannya akan berbeda dengan orang lain yang ditanya untuk masalah yang sama. Maka, kita bisa baca di media cetak atau lihat di televisi banyak pengamat pendidikan, pengamat sosial, pengamat masalah anak, pengamat keluarga dan pengamat lainnya nyaris banyak perbedaannya dalam menyikapi fenomena cabe-cabean dan penyebabnya. Namun demikian, sebagai muslim sebenarnya kita punya standar yang jelas, yakni akidah dan syariat Islam. Sehingga, pengamat dalam bidang-bidang tertentu yang dikuasainya akan selalu menjadikan Islam sebagai standar utama. Sehingga pasti akan ada kesamaannya dalam bersikap dan menjawab penyebab maraknya suatu fenomena, termasuk seputar cabe-cabean. Paham ya?

1. Cabe ijo

Menurut pria berkacamata yang dijuluki sebagai pakar Cabe-cabean oleh para followersnya di Twitter, Cabe Ijo ini merupakan tipe dari para Cabe-cabean yang tergolong kelas atas. Biasanya, Cabe-cabean ini berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) gaul di Jakarta.

“Nongkrongnya di tempat yang lagi hits banget. Dandanannya dress up parah. Kalau pergi ke mall misalnya, sudah kayak mau ke kondangan,” tulis Gofar melalui surat elektronik.

Dilanjutkan Gofar, cabe-cabean tipe satu ini sangat ingin sekali dibilang dewasa.

2. Cabe merah

Untuk tipe yang satu ini, biasanya para cabe-cabean ini memilih untuk kongkow di club yang ada di sekitaran Kemang, Jakarta Selatan.

“Sebelum masuk ke club, nongkrong dulu di salah satu swalayan (nyebut merek), nunggu guestlist. Hidup gratisan!,” tulis Gofar lagi.

3. Cabe oranye

Tipe cabe oranye adalah tipe cabe di jalanan. Dikatakan Gofur, biasanya tipe ini nongkrongnya sambil ngelihatin orang balapan liar. Ketika sore, para cabe-cabean ini senang sekali naik motor bonceng tiga, dan tidak pake helm.

ada beberapa hal yang bisa membuat remaja terjerumus ke fenomena yang sedang populer tersebut.
1. Lingkungan
“Karena pengaruh lingkungan yang nggak baik. Bisa juga dari sekolah,” ujarnya.
2. Media
“Terpengaruh film-film atau cerita tentang eksis, populer secara instan, dunia materialistis,” ujarnya.
3. Orangtua
“Pasti juga ketidak-dekatan dengan orangtua. Saya sih heran, ada anak SMP keluar malam pakai baju seksi. Orangtuanya kemana ya? Masa nggak tahu? Nggak peduli, terlalu sibuk atau terlalu polos jadi gampang dibohongi anaknya?” ujar Diana menegaskan.

baca juga peran bangsa indonesia dalam globalisasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *