ILO: Pengangguran RI terendah 15 tahun
update berita -pd tangga/hari Jumat, 05 April 2013 | 07:19 WIB
Kendati marak diwarnai konflik hubungan industrial antara buruh dan pengusaha, Organisasi Buruh Internasional (ILO) melaporkan tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia makin membaik. Bahkan, ILO mencatat telah terjadi kenaikan angkatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran di Indonesia hingga titik terendah di 15 tahun terakhir.
Ekonom ILO Emma Allen, menjelaskan, perekonomian Indonesia tahun lalu yang positif menjadi pendorong penciptaan lapangan kerja. Hasilnya angka pengangguran turun dari 6,32% pada Agustus 2011 menjadi 6,14% pada Agustus 2012. Angka inilah yang disebut terendah sejak 15 tahun terakhir.
Hanya saja, ILO melihat terjadi defisit kualitas penghasilan pekerja dalam sistem perburuhan nasional. “Lebih dari 60% merupakan pekerja memiliki penghasilan di bawah rata-rata upah nasional,” ungkapnya, Kamis (4/4).
Asal tahu saja, kemarin, ILO merilis Laporan Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2012. Menurut ILO, masih terjadi kesenjangan upah minimum di Indonesia. ILO mencatat masih kalau tahun 2001 silam masih ada 58,5% buruh yang menerima gaji di bahwa rata-rata upah minimum secara nasional. Jumlah ini makin lebar pada tahun lalu, ILO mencatat ada 68,8% buruh yang menerima gaji di bawah upah minimum secara nasional.
Untuk jumlah pengangguran, ILO mencatat hampir semua provinsi menurun, kecuali Aceh dan Sulawesi Tenggara. Meski begitu, ILO merekomendasikan agar Indonesia memberikan prioritas pada indikator kualitas pekerjaan ketimbang hanya mengurangi jumlah pengangguran.
Menanggapi laporan ILO ini, Daniel P. Purba, Public Affairs dan Media Relations Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengusulkan, adanya standar upah berbasis produktivitas, sehingga pengusaha tidak dirugikan dengan kenaikan upah yang tinggi.
Adapun Edward Marpaung, aktivis dari  Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menyatakan, kenaikan upah yang tinggi tahun ini tidak ada artinya, lantaran tergerus inflasi yang mencapai 5,9%. Harga makanan sudah naik tinggi sejak Januari 2013.
Ekonomi Indonesia dalam lima tahun terakhir tumbuh mengesankan dan termasuk salah satu yang terkemuka di dunia. Namun, pertumbuhan ekonomi yang baik ini ternyata belum tersalurkan dengan baik ke pasar kerja sehingga pergeseran pekerja informal ke formal dalam tiga tahun terakhir stagnan.
Hal ini menjadi salah satu catatan dalam Laporan Tren Ketenagakerjaan dan Sosial Indonesia 2012 Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang disusun ekonom ILO, Emma Allen, dan diluncurkan di Jakarta, Kamis (4/4/2013). Sejumlah elite serikat buruh serta perwakilan organisasi pengusaha dan pemerintah menghadiri acara ini.
Ketimpangan ekonomi regional membuat peralihan pekerja informal ke formal masih berjalan lamban. Kegiatan ekonomi formal tahun 2012 baru 46,4 persen, belum banyak bergerak dari tahun 1998.
DKI Jakarta merupakan daerah yang memiliki porsi kegiatan ekonomi formal terbesar, yakni 78,43 persen dari total kegiatan ekonomi yang berjalan. Nusa Tenggara Timur dan Papua menjadi dua provinsi dengan komposisi kegiatan ekonomi formal terendah, yakni 23,7 persen dan 21,1 persen.
Emma menilai, berbagai rencana investasi infrastruktur serta manufaktur pemerintah dan swasta bakal mempercepat peralihan pasar kerja tersebut. Namun, pemerintah harus membuat strategi yang tepat karena tahun 2013 investor justru memilih menunggu dan melihat perkembangan nasional.
Meski kondisi ini akan memengaruhi penyerapan tenaga kerja, tingkat pengangguran Indonesia menunjukkan tren menurun, terutama di kalangan pencari kerja lulusan diploma dan universitas. Hal ini menunjukkan permintaan pasar kerja terhadap pencari kerja terampil dan terdidik meningkat.
Sebanyak 1.137.755 lapangan kerja pun tercipta antara Agustus 2011 dan Agustus 2012. Tingkat pengangguran turun hampir di semua provinsi kecuali di Aceh dan Sulawesi Tenggara